Langsung ke konten utama

Postingan

Maha Baik

Kemarin seorang teman datang berkunjung ke rumah. Katanya dia rindu, mungkin karena sudah jarang bertemu dan berkumpul. Atau karena dia sedang jenuh pada kesehariannya, entahlah. Seperti biasa, ketika dua orang perempuan sedang berkumpul dan bercerita pasti ada selipan waktu untuk bergosip ria. Entah sejak kapan, gosip sepertinya tidak bisa terpisahkan dari perbincangan perempuan dengan perempuan lainnya. Setelah bercerita panjang lebar mengenai kesibukkan saat ini dan bagaimana dengan hidupnya beberapa bulan belakangan, Ia mulai bercerita tentang hal berhubungan denganku. Oiya fyi , kekasih temanku merupakan laki-laki yang jarang mem posting kegiatan pribadi maupun saat bersama temanku di sosial media. Tetapi, seperti kebanyakan orang, dia selalu on pada sosial media namun samar kehadirannya. Sebagian besar orang beranggapan bahwa dia tidak aktif atau sedang off padahal dia. Sebelumnya, akan ku ceritakan awal yang harus kalian ketahui lebih dahulu. ** Yaa, singkat
Postingan terbaru

Mencoba mengalienasi diri sendiri

Menjadi asing bukanlah hal yang sulit. Menjauh dan menghindar adalah salah satu caranya, mungkin bisa dibilang itu cara paling mudah untuk dilakukan. Bukan karena benci, tapi terkadang lelah menjadi faktor pendorong untuk menjadi asing. Semua yang terjadi dan mengalami stagnansi dalam waktu lama membuat sebagian orang merasa perlu jeda dalam melakukan rutinitasnya. Proses untuk menjadi asing terlalu indah, membuat terbuai dan merasa bahwa proses itu tidak merugikan siapapun. Asing menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aneh; tidak biasa, belum biasa; kaku, datang dari luar (negeri, daerah, lingkungan), tersendiri; terpisah sendiri; terpencil, dan lain; berlainan; berbeda. Intinya, asing adalah tersendiri, agak sedikit berbeda. Memang mencoba untuk menyendiri dan menyingkir dari scene biasanya. Menjadi asing bukan hal buruk. Menjadi asing merupakan bagian dari fase hidup jadi lebih baik nikmatilah. Mungkin tidak semua orang merasa hal seperti ini dan memilih untuk menjadi a

Punggung

Kisah aku tentang seorang sahabatku yang lahir di negeri orang, dia hidup dengan keluarga yang sangat sederhana. Setiap kali ibunya menyediakan ayam untuk lauk, ibunya mesti pergi ke pasar untuk membeli ayam tapi hanya bagian punggungnya saja, karena hanya itu yang mampu mereka beli. Akhirnya, sahabat aku pun itu tumbuh dewasa dengan mengetahui bahwa ayam hanya mempunyai bagian punggungnya saja, dia tidak pernah tahu ada dada, paha, atau sayap. Punggung.. menjadi salah satu definisi dia mengenai ayam. Sedangkan aku, aku jatuh cinta pada seseorang yang sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja, seseorang yang hanya sanggup aku nikmati bayangannya saja tapi takkan pernah bisa aku miliki. Seseorang yang hadir bagaikan bintang jatuh. Sekelebat, kemudian menghilang begitu saja tanpa sanggup tangan ini menggapainya. Seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Tapi sekarang menurutku, sahabat aku itu merupakan orang yang berbahagia. Dia bisa begitu
Pertama melihatmu aku terdiam. Aku tak mengenal dirimu, melihatmu saja baru kali ini. Mustahil jika aku merasakan bahwa ini adalah cinta. Kurasa sejak saat itu, mulai tumbuh rasa cintaku. Kian lama kian menumpuk. Tanpa batas aku mencintaimu. Bertemu denganmu suatu keberuntungan, awalnya. Dan akhirnya bertemu denganmu adalah kewajiban. Melihatmu aku tersenyum, Melihatmu aku semangat, Melihatmu, itulah yang selalu ingin aku lakukan. Namun.. itu rasanya mustahil. Dengan segala keterbatasan yang ku miliki, rasanya tidak mungkin. Cukup melihatmu, itu sangat cukup buatku tersenyum. Memilikimu sulit ku lakukan hanya mengagumimu yang bisa ku lakukan Berharap kau tau isi hatiku adalah keajaiban.
Aku bukan perangkai kata yang handal tapi aku mencoba menceritakan kisahku dan kisah kita dengan baik.  Menurutku ini luar biasa. Tidak ada yang salah. aku hanya mencoba untuk menjalin sebuah pertemanan diantara kita, tapi tanpa sengaja apa yang kurasa berbeda dengan kenyataan, tidak salah bukan? ‘kamu menerimaku apa adanya.’ Itu alasan klasik jitu yang membuat aku tetap bertahan dengan perasaan ini. Kadang apa yang dirimu lakukan tanpa sengaja membuatku terluka. Kadang aku iri dengan perlakuanmu kepada mereka, yaa teman-temanmu. Dan aku juga termasuk temanmu bukan? memang aneh. Pernah sesekali aku menyesali pertemuan kita dan perbincangan pertama kita, tapi sesal itu tak guna. Mungkin ini takdir-Nya. Aku percaya itu. Tanpa sadar kini kebaikanmu ternyata membuka topengmu secara perlahan. Aku masih menerima jika kau selalu datang padaku setiap kau kesal ataupun sedih tapi caramu memanfaatkan diriku sebagai alat untuk kebahagianmu itu menyakitkan buatku. Mana perasaanmu? Itukah lelaki y